Inilah Sukabumi

Inilah Sukabumi
Danau Situgunung, Kadudampit, Sukabumi.

Minggu, 08 Januari 2012

Prasasti Cibadak, Tahukah Anda ?


Anda pasti cukup familier dengan prasasti Batu Tulis di Bogor yang ditulis Prabu Surawisesa untuk menghormati Ayahandanya Sribaduga Maharaja Prabu Siliwangi. Namun tahukah anda terdapat empat prasasti peninggalan Kerajaan Sunda di sungai Cicatih, Kecamatan Cibadak. Sungai yang anda lintasi tiap hari melalui jembatan lengkung konstruksi Belanda. Sungai yang bila anda lintasi menggiring pikiran anda ke...sop Mamad!... (sampai sekarang masih ada, dan makin laris saja).

Pada aliran sungai tersebut ditemukan empat prasasti peninggalan raja Sunda ke 20 Maharaja Sri Jayabupati (1030-1042). Tiga prasasti ditemukan di kampung Bantarmuncang, satu di kampung Pangcalikan. Jangan buru buru pergi kesana karena prasasti telah dipindahkan ke Museum Nasional, Jakarta dengan kode D73, D96, D97, D98. Pingin tau kan isinya?

   "Selamat. Dalam tahun Saka 952 bulan Kartika tanggal 12 bagian terang, hari Hariang, Kaliwon, Ahad, Wuku Tambir. Inilah saat Raja Sunda Maharaja Sri Jayabupati Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya Sakalabuwanamandaleswaranindita Haro Gowardhana Wikramottunggadewa, membuat tanda di sebelah timur Sanghiyang Tapak. Dibuat oleh Sri Jayabupati Raja Sunda. Dan jangan ada yang melanggar ketentuan ini. Di sungai ini jangan (ada yang) menangkap ikan di sebelah sini sungai dalam batas daerah pemujaan Sanghyang Tapak sebelah hulu. Di sebelah hilir dalam batas daerah pemujaan Sanghyang Tapak pada dua batang pohon besar. Maka dibuatlah prasasti (maklumat) yang dikukuhkan dengan Sumpah".

Sempat beredar spekulasi kemungkinan Cibadak pernah menjadi ibukota Kerajaan Sunda. Namun menilik isi prasasti, kemungkinan hanya pernah ada daerah Kabuyutan (semacam wilayah suci). Hal ini diperkuat catatan sejarah bahwa pada masa Darmasiksa Sanghayang Wisnu raja ke 25 (1175-1297), beliau banyak mendirikan Kabuyutan. Selain Sanghyang Tapak di Cibadak, didirikan juga kabuyutan di Ciburuy Garut, dan Kanekes Banten.

Ya. Kanekes mana lagi. Itu yang anda kenal dengan kampung Baduy.  


Sabtu, 07 Januari 2012

Gamelan Parakansalak, Kejutan Dari Masa Lalu.



Inspirasi saya menulis blog ini adalah rasa terkejut sekaligus terheran heran membaca harian Kompas edisi 8 Januari 2012 yang menurunkan tajuk Dari Sukabumi, Harumkan Hindia Belanda.

Disebutkan bahwa perangkat gamelan yang dibuat di Parakansalak pada tahun 1825 itu sempat melanglang buana ke Eropa dalam rangka promosi komoditas teh dan kopi. Sebagai orang Sukabumi, saya sedikit banyak faham Kecamatan Parakansalak. Kecamatan yang terletak di kaki gunung Salak ini bukanlah kecamatan kecil. Jadi pertanyaannya adalah, tepatnya di desa mana, kampung mana, tempat perangkat gamelan tersebut dibuat. Sesuatu yang tidak dijelaskan di artikel tersebut, sebagaimana absurdnya penjelasan mengapa akhirnya perangkat gamelan ini diserahkan kepada Museum Geusan Ullun, Sumedang.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...