Inilah Sukabumi

Inilah Sukabumi
Danau Situgunung, Kadudampit, Sukabumi.

Senin, 07 Januari 2013

Asal Mula Palabuhanratu (5-selesai)

Sisa terakhir pasukan banten telah dihalau. Jaya Antea sang pemimpin telah berkalang air - tubuhnya dilempar ke laut. Tetapi kisah belum selesai. Babak baru sesungguhnya baru saja dimulai. Pada saat pelarian itu, Nyi Purnamasari sedang hamil 5 bulan. Ki Kalang Sunda mencari tempat yang aman untuk junjungannya agar selamat selama persalinan. Ditemukanlah tempat yang bernama Babakan Cidadap, di sebuah mata air yang bernaung dibawah pohon dadap tak jauh dari sungai Cimandiri.

Sebenarnya di daerah ini telah ada penduduk asli setempat yang dipimpin seorang atau beberapa orang Puun (sebutan untuk kepala kampung). Saat itu Puun yang memimpin adalah Ki Saragosa, Ki Gandana, dan Ki Sanaya. Sehingga pada saat Nyi Purnamasari melahirkan, mereka dengan dibantu masyarakat setempatlah yang bergotong royong membantu persalinan. Bayi lahir sehat dan berjenis kelamin perempuan. Kemudian diberi nama Nyi Mayang Sagara.

Kedatangan Nyi Purnamasari membawa berkah tersendiri bagi Cidadap. Cidadap tumbuh menjadi pelabuhan ramai, dan penduduknya kian berkembang. Para Puun kemudian sepakat mengangkat Nyi Purnama Sari menjadi Puun Nyi Ratu Purnamasari. Itulah kali pertama kata Ratu dipergunakan. Namun ekonomi yang meningkat juga memancing kedatangan bajak laut (bajo) yang terkenal ganas yang kala itu datang dari Nusa Barung, Jawa Timur. Dua kali mereka datang, dua kali para bajo ditaklukkan. Kepemimpinan Nyi Ratu terbukti berhasil mengamankan dan memakmurkan wilayah ini. Sehingga nama Cidadap makin berkibar saja.

Sebagaimana tradisi karuhun, pada masa keemasan Cidadap, Nyi Ratu mengambil keputusan untuk melakukan tapa. Lokasi yang dipilih adalah desa Cicareuh Kecamatan Warungkiara sekarang. Sedangkan kekuasaan sementara dipegang oleh ketiga Puun semula. Sedikit terjadi kemunduran pada saat Cidadap ditinggalkan Nyi Ratu. Untuk menggairahkan kembali perdagangan di Cidadap, maka lokasi pelabuhan di pindahkan ke seberang sungai Cimandiri, dimana sekarang berdiri tempat pelelangan ikan.

Sejalan dengan beranjak dewasanya Nyi Mayang Sagara, maka ketiga Puun sepakat menyerahkan kembali tampuk pimpinan kepada beliau yang kemudian bergelar Nyi Ratu Kidul. Kemudian nama pelabuhan (dalam bahasa Sunda: Palabuan)  pun diganti menjadi Palabuan Nyi Ratu. Lidah urang Sunda menyingkatnya menjadi Palabuan Ratu. Tata bahasa sekarang menjadikannya Palabuhanratu.

Nyi Ratu Kidul kemudian menikah dengan RAHYANG BAGUS SANGGA LARAPAN, turunan bangsawan Pakuan Gunung Tambaga. Pada masa ini Palabuhanratu mencapai masa keemasannya. Wilayahnya terbentang dari lebak sampai Gebang Kuning Garut.

Setelah itu sejarah tak mencatat apapun mengenai Palabuhanratu. Hanya kenangan bahwa wilayah ini pernah diperintah dua ratu, sehingga nama Lara Kidul (dua Ratu Kidul) kemungkinan berasal dari masa ini. Hari ini, nama Nyi Roro Kidul boleh jadi lebih populer. Walaupun Tokoh terakhir lebih dikaitkan dengan mitos penguasa laut selatan yang berkaitan kesultanan Yogyakarta. Kenapa hari ini memori penduduk Palabuhanratu seolah begitu gelap terhadap asal usulnya? Kemungkinan ada semacam mata rantai yang terputus karena terjadinya bencana alam yang dahsyat menimpa Palabuhanratu.

Kala itu 26 - 27 Agustus 1883, gunung Krakatau meletus disusul tsunami yang dahsyat menyapu pesisir pantai selatan Jawa. Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang menewaskan sekitar 36.000 jiwa (banyak sekali saat itu).  Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II

Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanik yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Melihat dahsyatnya bencana alam krakatau tersebut, kita menganggap 'peradaban' Palabuhanratu turut punah, sehingga hanya menyisakan sedikit kisah tentang kejayaan yang pernah terjadi di wilayah tersebut. Mereka yang menghuni daerah ini kemungkinan generasi kedua atau pendatang baru sama sekali, dan tak punya kaitan dengan silsilah dua Ratu tadi.

(selesai)

11 komentar:

  1. Nyi Purnamasari hamil 5 bulan dg siapa ya ?

    BalasHapus
  2. mohon membaca posting posting sebelumnya (semuanya 5 seri yang saling menyambung).

    BalasHapus
  3. "Nyi Purnama Sari lebih memilih sang Pangeran Pajajaran Girang. Merasa cintanya tak sampai, Jaya Antea memilih mundur dari jabatan dan diam diam mulai bergabung dengan komunitas Islam yang mulai berkembang terutama di daerah Banten. " kalimat inikah ?

    BalasHapus
  4. kang, ieu sejarah sumbernya darimana saja? penasaran euy :D

    BalasHapus
  5. kebanyakan dari berbagai tulisan Anis Jatisunda dan beberapa sumber lain. Saya memang belum menyusun link sumber referensinya.

    BalasHapus
  6. kang abdi ngiring kopasnya kanggo nambih2 pengetahuan, sareng informasi. tapi hak cipta tetap milik akang ko..:)
    haturnuhun...

    BalasHapus
  7. kang ari Prabu Sedahna kamana nilemna, naha pareumeun obor saat terjadi pertempuran antara jaya antea jeung kalang sunda.
    Terus ari baduy naha ka barat,sedangkan baduy teh komunitas sunda nu satia ka pajajaran,
    Kang aya no yg dapat saya hubungi? bisa di share di yogaswara.danny@gmail.com

    BalasHapus
  8. Luar biasa cerita sejarahnya..pak esa jigana keliling seantero sukabumi tuk dapatkan sumber beritanya(sambil cari batu akik bongkahan juga kan?hehehe)...

    BalasHapus
  9. Punten ngiring mairan.
    Tentang sejarah Rakean Kalang Sunda dan Nyai Putri Purnamasari yang akhirnya bermukim dan menjadi cikal bakal Palabuhanratu Sukabumi . . . bersumber dari tuturan Pantun Bogor Aki Uyut BAju Rambeng Gunung Kendeng yang di kodifikasikan menjadi beberapa buku oleh Ki Anis Djatisunda . . . ^_^

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...