Siapa yang pertama menemukan Gunung Padang? Kebanyakan merujuk pada tahun 1914 ketika N.J Krom melakukan kunjungan ke situs megelitik di bukit Melati, Cianjur (waktu itu belum digunakan istilah Gunung Padang) dalam Rapporten van de Oudheidkundige Dienst (ROD, "Buletin Dinas Kepurbakalaan"). Namun mungkin situs ini akan tetap terkubur andai pemerintah Hindia Belanda saat itu, tahun 1881 - 1884 tidak berkehendak membangun jalur kereta Sukabumi - Bandung via Cianjur. Tujuan awal pembangunan jalur ini bukan untuk ekonomi rakyat. Bersifat kapitalis, diantaranya mengangkut hasil tambang emas disekitar Cianjur.
Sehubungan dengan pembangunan rel kereta tadi, pada tahun yang tidak berjauhan, yaitu 1891, terbit buku berjudul Oudheden van Java yang disusun oleh R.D.M. Verbeek dan diterbitkan oleh Landsdrukkerij pada tahun 1891, atau 23 tahun sebelum laporan yang dibuat oleh N.J. Krom. Jangan jangan menir Krom hanya mengutip apa yang ditulis Verbeek: “Di puncak Gunung Padang, di dekat Gunung Melati, sebuah undakan yang terdiri dari 4 buah teras dihubungkan oleh jalan setapak berbahan batu kasar, batu datar yang diatur, lalu berhenti pada kolom andesit yang disusun berdiri. Pada gundukan teras mungkin terdapat sebuah kuburan yang ditutupi oleh batu-batuan dan di atasnya terdapat dua buah batu tajam".
Sehubungan dengan pembangunan rel kereta tadi, pada tahun yang tidak berjauhan, yaitu 1891, terbit buku berjudul Oudheden van Java yang disusun oleh R.D.M. Verbeek dan diterbitkan oleh Landsdrukkerij pada tahun 1891, atau 23 tahun sebelum laporan yang dibuat oleh N.J. Krom. Jangan jangan menir Krom hanya mengutip apa yang ditulis Verbeek: “Di puncak Gunung Padang, di dekat Gunung Melati, sebuah undakan yang terdiri dari 4 buah teras dihubungkan oleh jalan setapak berbahan batu kasar, batu datar yang diatur, lalu berhenti pada kolom andesit yang disusun berdiri. Pada gundukan teras mungkin terdapat sebuah kuburan yang ditutupi oleh batu-batuan dan di atasnya terdapat dua buah batu tajam".
Setelah tahun 1914 itu tidak ada tindak lanjut penelitian arkeologi terhadap situs Gunung Padang. Tapi apakah penduduk setempat tidak ada yang 'ngeh' dengan keberadaan bangunan aneh di sekitar permukiman mereka? tidak mungkin. Bahkan sebenarnya Gunung Padang punya 'juru kunci' seperti halnya mbah Marijan juru kunci Gunung Merapi.
Seperti dikemukakan Andi Arief, staf khusus Presiden SBY, dalam akun facebooknya, adalah pak Cece (nama sebenarnya tidak diketahui) yang mengetahui banyak sasakala Gunung Padang. Menurut beliau, seperti dituturkan anaknya, nama asli gunung ini adalah 'Nagara Siang Padang'. Disebutkan gunung ini merupakan kunci dari gunung gunung lainnya di tatar sunda. Almarhum meninggal pada tahun 1988 dan dimakamkan di dekat Mesjid di Panggulaan.
Sebenarnya kencang juga versi yang mengatakan tempat ini juga merupakan tempat Prabu Siliwangi melaksanakan ritual ritual pribadinya. Tapi bahkan cerita ini lebih bersifat spekulatif lagi.
Sebenarnya kencang juga versi yang mengatakan tempat ini juga merupakan tempat Prabu Siliwangi melaksanakan ritual ritual pribadinya. Tapi bahkan cerita ini lebih bersifat spekulatif lagi.
Satu kisah kearsipan ala Belanda (yang mungkin diwarnai plagiasi), satu lagi kisah lokal yang cukup menarik namun minus catatan tertulis.
Sumber:
http://mooibandoeng.wordpress.com/2013/05/25/sekitar-catatan-penemuan-gunung-padang-cianjur/
https://www.facebook.com/andi.ariefdua?fref=ts
http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Gunung_Padang
Sumber:
http://mooibandoeng.wordpress.com/2013/05/25/sekitar-catatan-penemuan-gunung-padang-cianjur/
https://www.facebook.com/andi.ariefdua?fref=ts
http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Gunung_Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar